Sabtu, 22 Maret 2014

TATA NAMA SENYAWA KOORDINASI (KOMPLEKS)


 
Tatanama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis yakni tatanama sistematik dan tatanama umum:

A.    Tata Nama Umum
Tatanama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan tatanama dengan cara ini hanya didasarkan atas nama penemu atau warna yang dimiliki senyawa koordinasi.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa koordinasi yang penamaannya didasarkan atas nama penemunya:
Garam Vauquelin             : [Pd(NH3)4] [PdCl4]
Garam Magnus                 : [Pt(NH3)4] [PtCl4]
Senyawa Gmelin              : [Co(NH3)6]2(C2O4)3
Garam Zeise                     : K[PtCl3(C2H4)].H2O

Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang dimiliki adalah:

Biru prusia (prusian blue) : KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo (kuning)             : [Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo (hijau)              : [Co(NH3)4Cl2]

Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:
1.      Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun disintesis oleh orang yang sama.
2.      Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama.




B.     Tata Nama Sistematik
Tata nama sistematik dibagi menjadi dua cara yakni
1.      Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama atom pusat beserta tingkat oksidasinya. Bilangan oksidasinya ditulis di dalam tanda kurung menggunakan angka Romawi. Anggka Romawi yang diberikan disebut Angka Stock.
2.      Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab ini disebut angka Ewens-Bassett.

Penamaan senyawa kompleks melibatkan banyak aturan dimana semakin rumit senyawanya semakin banyak aturan yang harus diterapkan. Aturan-aturan penamaan senyawa  kompleks adalah sebagai berikut.

1.      Nama Ligan
a.       Ligan netral
Ligan netral diberi nama seperti nama senyawanya kecuali beberapa ligan seperti NH3, H2S, H2Te dan CO.
Nama Senyawa
Nama Ligan
Singkatan atau
Rumus Kimia
Asetonitril
asetonitril
MeCN
Etilenadiamena
etilenadiamena
en
Piridina
piridina
py
2,2’-bipiridina
2,2’-bipiridina
bpy
1,10-fenantrolina
1,10-fenantrolina
phen
Trifenilfosfina
trifenilfosfina
PPh­3
Trifenilarsina
trifenilarsina
AsPh3
Trifenilstibina
trifenilstibina
SbPh3
Trisikloheksilfosfina
trisikloheksilfosfina
Pcy3
Ammonia
amina
NH3
Hydrogen sulfide
sulfan
H2S
Hydrogen telurida
telan
H2Te
Karbon monoksida
karbonil
CO
b.      Ligan bermuatan negatif
·         Anion yang namanya berakhiran dengan –da, sebagai ligan akhiran –da diganti dengan –do seperti dibawah.
Rumus Kimia
Nama ion
Nama Ligan
NH2-
amida
Amido
NH2-
imida
Imido
N3-
azida
Azido
Kecuali untuk ligan-ligan berikut:
Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
F-
flourida
Flouro
Cl-
klorida
Kloro
Br­-
bromida
Bromo
I-
iodida
Iodo
O2-
oksida
Okso
H-
hidrida
Hidro (hidrido)
·         Anion yang namanya berakhiran dengan –it atau –at sebagai ligan pada akhiran tersebut ditambah dengan akhiran –o, dan atom donor yang berikatan dengan atom atau ion pusat dituliskan dibagian depan seperti contoh-contoh berikut.
Rumus kimia
Nama ion
Nama ligan
ONO-
Nitrit
Nitrito
NO2-
Nitrit
Nitro
ONO2-
Nitrat
Nitrato
OSO2-
Sulfit
Sulfito
OSO32-
Sulfat
Sulfato
SCN­
Tiosianat
Tiosianato
NCS-
Isotiosianat
Isotiosianato
2.      Bila didalam senyawa kompleks terdapat lebih dari satu macam ligan, urutan penyebutan nama ligan adalah secara alfabetik terlepas dari jumlah dan muatan  ligan yang ada. Pada aturan lama (sebelum tahun 1971) ligan negatif disebut lebih dahulu secara alfabetik kemudian diikuti dengan ligan yang netral yang disebut secara alfabetik pula. Jumlah ligan yang ada dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra dan seterusnya. Apabila awalan-awalan tersebut telah digunakan untuk menyebut jumlah substituen yang ada pada ligan maka jumlah ligan yang ada dinyatakan dengan awalan bis, tris, tetrakis dan seterusnya. Ligan yang terdiri dari dua atau lebih atom ditulis didalam tanda kurung.

3.      Nama senyawa kompleks netral dinyatakan dengan satu kata sedangkan nama senyawa kompleks ionik dinyatakan dengan dua kata dimana nama kation disebut lebih dulu.

4.      Pada senyawa kompleks ditunjukan:
a.       Bilangan oksidasi dari ion pusat dengan angka romawi (angka stock).
b.      Muatan dari ion kompleks dengan angka arab ditambah tanda (+) untuk ion positif dan tanda (-) untuk ion negatif (angka Ewens-Bassett).

5.      Nama ion atau senyawa kompleks yang berisomer ditambah dengan awalan yang menyatakan isomer yang ada seperti awalan cis-, trans-, fac-, mer-, dan lain-lain. Aturan 1 sampai 5 dapat digunakan untuk memberi  nama ion atau senyawa kompleks yang terdiri atas satu atom atau ion pusat dan beberapa ligan monodentat.

6.      Nama ion kompleks positif diakhiri dengan nama logam beserta bilangan oksidasinya atau muatan ion kompleks

Beberapa contoh senyawa kompleks dan namanya diberikan dibawah ini.
Kompleks Netral:
[AgCl(PPh3)3]                              = klorotris(trifenilfosfina)perak(I)
[BaI2(py)6]                                    = diiodoheksapiridinabarium(II)
[Ni(CO)4]                                     = tetrakarbonilnikel
[Co(NH3)3(NO2)3]                        = triaminatrinitrokobalt(III)
Catatan:
a.       Tatanama senyawa kompleks dimana logam yang ada tingkat oksidasinya ditunjukkan dengan angka Romawi dikenal sebagai tatanama sistematik.
b.      Untuk senyawa kompleks netral sebaiknya penamaan dengan menggunakan angka Romawi dan tidak menggunakan angka arab.
c.       Bilangan oksidasi nol dari atom pusat boleh tidak dituliskan seperti bilangan oksidasi Ni dalam [Ni(CO)4].

Kompleks Ionik:
K3[ Fe(CN)6 ]                               : Kalium heksasianoferat (III) atau
  Kalium heksasianoferat (3-)
[V(CO)5]3-                                    : Ion pentakarbonilvanadat (-III) atau
  Ion pentakarbonilvanadat (3-)
[Fe(CO)4]2-                                   : Ion tetrakarbonilferat (-II) atau
  Ion tetrakarbonilferat (2-)
[Cu(NH3)4]SO4                            : Tetraaminatembaga (2+) sulfat atau
  Tetraaminatembaga(II) sulfat
Untuk senyawa-senyawa kompleks yang lebih rumit ditambahkan aturan 7 sampai 12.
7.      Nama ligan yang membentuk jembatan antara dua atom atau ion pusat diberi awalan μ- atau μ2-; awalan μ3- ditambahkan pada nama ligan bila ia membentuk jembatan antara tiga atom atau ion pusat.

8.      Pada ligan yang dapat berikatan di dua tempat (ligan ambidentat) seperti NO2- (nitro), ONO- (nitrito), SCN- (tiosianato) dan NCS- (isotiosianato) dalam penulisan rumus senyawa kompleksnya atom donor ditulis lebih dekat ke atom atau ion pusat yang ada.

9.      Pada ligan yang memiliki lebih dari satu atom donor (ligan polidentat), atom donor yang berikatan dengan atom atau ion pusat dinyatakan dengan symbol dari atom tersebut ditulis dengan huruf miring setelah nama ligan yang bersesuaian.

10.  Bila pada senyawa kompleks terdapat dua atom atau ion pusat yang saling berikatan dan senyawanya simetrik maka digunakan awalan di atau awalan bis apabila awalan di telah digunakan.
Bila senyawa tidak simetrik maka satu atom atau ion pusat yang ada beserta ligan-ligan yang terikat padanya dianggap sebagai ligan dari atom atau ion pusat yang lain.

11.  Nama ligan yang tidak jenuh diberi awalan ŋ- (hapto), sedangkan banyaknya atom yang terlibat dalam system tidak jenuh dinyatakan dengan angka pangkat pada awalan ŋ-, Awalan ŋ5- digunakan bila ada 5 atom yang terlibat dalam system tidak jenuh seperti pada ligan C5H5 (siklopentadienil). Bila ada 2 atom yang terlibat dalam system tidak jenuh digunakan awal ŋ- atau ŋ2-.

12.  Kompleks bis (ŋ5-siklopentadienil) logam disebut juga kompleks meta-losena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar