Selasa, 25 September 2012

Jika Aku Boleh Meminta, Aku Hanya Ingin Kembali

Ya Allah, bolehkah aku meminta kembali ke masa dimana aku hanya mengerti arti kata sedih saat orang tuaku harus bepergian ke luar kota dan meninggalkanku berdua dengan kakakku di rumah keluarga ataupun tetangga karena aku tak boleh meninggalkan sekolahku.
Ya Allah, bolehkah aku meminta kembali ke masa dimana aku hanya mengerti menangis jika permen milikku di rebut?
Ya Allah, bolehkah aku meminta masa kecilku kembali?
Aku hanya ingin kembali berlari sepuasnya tanpa mengerti kata lelah. Tanpa sedikitpun beban yang selalu mampu membuatku terperosok jatuh karena aku tak sanggup memikulnya.
Ya Allah, aku hanya ingin kembali menjadi anak kecil yang tak perlu melindungi dirinya sendiri. Aku ingin kembali di lindungi oleh kakakku ya Allah. Aku hanya ingin kembali merasakan jitakan kakakku.
Ya Allah, tak bisakah engkau mengembalikan kekuatan bapakku seperti dulu? Aku hanya ingin kembali memeluk leher bapakku hingga kemudian kakiku tak lagi menyentuh tanah karena beban beratku telah di tanggung bapakku. Aku merindukan semua masa itu ya Allah.
Ya Allah, tak bisakah aku kembali sejenak untuk melihat wajah mamaku yang keriputnya masih kurang karena tak perlu memikirkan kenakalan anaknya setiap hari. Aku hanya ingin kembali untuk mempertahankan wajah mamaku ya Allah. Aku tak tega melihat keriput mamaku terus bertambah karena terus memikirkan ulahku dengan saudara-saudaraku.
Ya Allah, aku rindu masa kecilku. Disana aku tak perlu memikirkan banyak hal. Aku hanya perlu memikirkan permainan apa yang akan ku mainkan esok hari.
Tidakkah aku terlihat bodoh ya Allah?
Ya Allah, jika memang masa itu tak dapat ku rengkuh lagi, bisakah Engkau menuntunku tuk bisa menjadi lebih baik. Izinkan aku terus berada pada jalanku yang begitu mencintaiku keluargaku. Izinkan aku melukis kanvas masa tua kedua orang tuaku dengan tawa. Izinkan aku membalas jasa keduanya, meskipun aku sendiri sadar tak dapat membalas semua bahkan seperempat pun aku tak mampu. Izinkan aku mengganti kakakku tuk melindunginya beserta adik-adikku, karena aku tahu kakakku bukanlah orang yang mampu berpikir panjang. Apa yang ada di pikirannya, itulah yang benar tanpa sedikitpun memikirkan dampaknya.
Ya Allah, izinkan aku melihat ketiga adikku tumbuh dengan baik. Izinkan aku setidaknya sekali saja mendengar iyus berbicara dengan lisan yang sempurna. Aku hanya ingin memperlihatkan kepada mereka yang selalu meremehkan adikku. Izinkan aku mendidik Asri sehingga ia tak lagi di pandang remeh dan bodoh serta izinkan aku tuk menghilangkan sifat kerasnya. Aku takut itu akan membuatnya melangkah kearah yang salah karena tak pernah mau mendengar orang-orang disekitarnya. Izinkan aku membantu Ipang mewujudkan cita-citanya hingga kelak aku bisa berlindung di belakangnya dan melepaskan bebanku. Hanya dia saudara laki-laki yang ku punya ya Allah.

2 komentar:

  1. Tulisan yang sangat menyentuh, mengingatkan kita pada kedua orang tua kita dan keluarga dimana kita dibesarkan dengan sukacita, terimakasih tulisannya mbak

    BalasHapus