Ya
Allah, bolehkah aku meminta kembali ke masa dimana aku hanya mengerti arti kata
sedih saat orang tuaku harus bepergian ke luar kota dan meninggalkanku berdua
dengan kakakku di rumah keluarga ataupun tetangga karena aku tak boleh
meninggalkan sekolahku.
Ya
Allah, bolehkah aku meminta kembali ke masa dimana aku hanya mengerti menangis
jika permen milikku di rebut?
Ya
Allah, bolehkah aku meminta masa kecilku kembali?
Aku
hanya ingin kembali berlari sepuasnya tanpa mengerti kata lelah. Tanpa
sedikitpun beban yang selalu mampu membuatku terperosok jatuh karena aku tak
sanggup memikulnya.
Ya
Allah, aku hanya ingin kembali menjadi anak kecil yang tak perlu melindungi
dirinya sendiri. Aku ingin kembali di lindungi oleh kakakku ya Allah. Aku hanya
ingin kembali merasakan jitakan kakakku.
Ya
Allah, tak bisakah engkau mengembalikan kekuatan bapakku seperti dulu? Aku
hanya ingin kembali memeluk leher bapakku hingga kemudian kakiku tak lagi
menyentuh tanah karena beban beratku telah di tanggung bapakku. Aku merindukan
semua masa itu ya Allah.
Ya
Allah, tak bisakah aku kembali sejenak untuk melihat wajah mamaku yang
keriputnya masih kurang karena tak perlu memikirkan kenakalan anaknya setiap
hari. Aku hanya ingin kembali untuk mempertahankan wajah mamaku ya Allah. Aku tak
tega melihat keriput mamaku terus bertambah karena terus memikirkan ulahku
dengan saudara-saudaraku.
Ya
Allah, aku rindu masa kecilku. Disana aku tak perlu memikirkan banyak hal. Aku
hanya perlu memikirkan permainan apa yang akan ku mainkan esok hari.
Tidakkah
aku terlihat bodoh ya Allah?
Ya
Allah, jika memang masa itu tak dapat ku rengkuh lagi, bisakah Engkau
menuntunku tuk bisa menjadi lebih baik. Izinkan aku terus berada pada jalanku
yang begitu mencintaiku keluargaku. Izinkan aku melukis kanvas masa tua kedua
orang tuaku dengan tawa. Izinkan aku membalas jasa keduanya, meskipun aku
sendiri sadar tak dapat membalas semua bahkan seperempat pun aku tak mampu.
Izinkan aku mengganti kakakku tuk melindunginya beserta adik-adikku, karena aku
tahu kakakku bukanlah orang yang mampu berpikir panjang. Apa yang ada di
pikirannya, itulah yang benar tanpa sedikitpun memikirkan dampaknya.
Ya
Allah, izinkan aku melihat ketiga adikku tumbuh dengan baik. Izinkan aku
setidaknya sekali saja mendengar iyus berbicara dengan lisan yang sempurna. Aku
hanya ingin memperlihatkan kepada mereka yang selalu meremehkan adikku. Izinkan
aku mendidik Asri sehingga ia tak lagi di pandang remeh dan bodoh serta izinkan
aku tuk menghilangkan sifat kerasnya. Aku takut itu akan membuatnya melangkah
kearah yang salah karena tak pernah mau mendengar orang-orang disekitarnya.
Izinkan aku membantu Ipang mewujudkan cita-citanya hingga kelak aku bisa
berlindung di belakangnya dan melepaskan bebanku. Hanya dia saudara laki-laki
yang ku punya ya Allah.
Tulisan yang sangat menyentuh, mengingatkan kita pada kedua orang tua kita dan keluarga dimana kita dibesarkan dengan sukacita, terimakasih tulisannya mbak
BalasHapusKok aku jadi nangis ...
BalasHapus