Aku memandangnya dari jauh. Membelai
pelan pipinya yang putih melalui indera penglihatanku. Mencuri dengar canda
tawanya yang terdengar seperti alunan melodi indah di indera pendengaranku.
Ingin rasanya berada di antara kumpulan teman-temannya yang saat ini larut
dalam canda bersamanya namun aku sadar hal itu tak mungkin mengingat aku dan
dia telah sepakat membangun sebuah tembok pemisah antara kami berdua.
Apalah arti cinta
Bila
aku tak bisa memilikimu
Aku berjalan menyusuri koridor sekolahku
yang sudah sepi. Jelas saja sepi, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Jangankan
siswa-siswi di sekolahku, satpam sekolah saja aku yakin sudah pulang atau
setidaknya sedang siap-siap untuk pulang. Terima kasih banyak deh buat bu Mida
yang telah menyuruhku menulis ulang 25 halaman materi sejarah sebelum pulang
sekolah sebagai hukuman karena telah tidur di kelasnya dan membuatku pulang
kesorean.