PERCOBAAN
V
IDENTIFIKASI
KATION GOLONGAN IV
A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi-reaksi
kation golongan IV.
B. Dasar Teori
Kation-kation golongan keempat, tidak
bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi
amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang)
membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral
atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap.
Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium
karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium
karbonat CaCO3.
Barium adalah logam putih perak,
dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen.
Ba + H2O → Ba2+
+ H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan
mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+
+ H2↑
Barium adalah bivalen dalam
garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan
nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat
pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai
akibat hukum kegiatan massa.
Strontium adalah logam putih-perak,
yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya
serupa dengan sifat-sifat barium.
Kalsium adalah logam putih perak,
yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia terserang oleh oksigen
atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium
(II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya
berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila
anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam
etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter.
Tabel
Identifikasi Kation Golongan IV
Reagen
|
Kation
|
||
Ba2+
|
Sr2+
|
Ca2+
|
|
1.
NH3
|
Tak ada endapan
|
Tak ada endapan
|
Tak ada endapan
|
2.
(NH4)CO3
+ NH4Cl
|
Putih, BaCO3↓
Sedikit larut
|
Putih, SrCO3↓
Sedikit larut
|
Amorf putih, CaCO3
Sedikit larut
|
3.
(NH4)2C2O4
+CH3COOH
+HCl
|
Putih, Ba(COO)2↓
Larut
-
|
Putih, Sr(COO)2↓
Tidak larut
larut
|
Putih, Ca(COO)2↓
Tidak larut
larut
|
4.
H2SO4(encer)
+(NH4)2SO4
|
Putih, BaSO4↓
Tidak larut
|
Putih, SrSO4↓
Tidak larut
|
Putih, CaSO4↓
Larut, [Ca(SO4)2]2-
|
5.
CaSO4(jenuh)
|
Putih, BaSO4↓
|
Putih, SrSO4↓
|
-
|
6.
K2CrO4
+CH3COOH
+HCl
|
Kuning, BaCrO4↓
Tidak larut
Larut
|
Kuning, SrCrO4↓
Larut
-
|
-
-
-
|
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol semprot, 1 buah
b. Rak tabng reaksi, 1 buah
c. Pipet tetes, 12 buah
d. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
e. Pembakar bunsen, 1 buah
f. Tabung reaksi, 5 buah
2. Bahan
a. Larutan cuplikan
b. Larutan H2C2O4
c. Larutan CH3COOH 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,5 M dan 6 M
e. Larutan NH3
f. Larutan K2CrO4
g. Larutan HCl
D.
Prosedur Kerja
1. Identifikasi menggunakan pereaksi H2C2O4
a. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan
kering, dan disiapkan juga 3 pipet tetes untuk sampel, dan 7 pipet tetes untuk
pereaksi.
b. Sampel a-c dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang masing-masing telah label a-c sebanyak 1 pipet.
c. Ditambahkan H2C2O4
ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian diamati.
Apabila terdapat endapan ditambahkan CH3COOH, kemudian
diidentifikasi kembali dan dicatat yang terjadi.
2. Identifikasi menggunakan pereaksi CH3COOH
0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan CH3COOH 0,1 M ke dalam
masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa yang terjadi dan
dicatat.
3. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 6 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 6 M ke dalam
masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa yang terjadi,
apabila ada perubahan larutan dipanaskan dan diberi lakmus merah pada mulut
tabung (diusahakan lakmus tidak menyentuh mulut tabung) kemudian diamati
perubahan warna pada kertas lakmus dan dicatat perubahannya.
4. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
pada tabel. Uji dilanjutkan dengan penambahan reagen berlebih, diamati kembali
perubahannya dan dicatat.
5. Identifikasi menggunakan pereaksi K2CrO4
0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan K2CrO4
0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi, larutan yang mengendap ditambahkan HCl 0,1 M. Apabila
masih terbentuk endapan ditambahkan CH3COOH 1 M dan diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat perubahan yang terjadi.
6. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3
+ HCl
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam
masing-masing tabung reaksi a-e sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang
terjadi kemudian uji dilanjutkan dengan menambahkan HCl pada larutan dan
diidentifikasi kembali dan dicatat apa yang terjadi.
7. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 0,5
M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1
langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 0,5 M kedalam
masing-masing tabung reaksi a-c sebanyak ±3 tetes, diamati perubahan yang
terjadi dan dicatat apa yang terjadi.
E.
Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Identifikasi Kation
Golongan IV
Tabel 5.1 Tabel Pengamatan Identifikasi
Kation Golongan IV
Reagen
|
Sampel Kation
|
|||
A
|
B
|
C
|
||
1. H2C2O4
+ CH3COOH
|
Endapan Putih
Sedikit Larut
|
Endapan Putih
Membentuk Larut
|
Endapan Larut
Sedikit Larut
|
|
2. CH3COOH
|
Tidak ada
perubahan
|
Tidak ada
perubahan
|
Tidak ada
perubahan
|
|
3. NaOH
+
dipanaskan
+lakmus
merah
|
Bening
Tidak ada
perubahan
|
Keruh, tidak ada ↓
Tidak berubah
|
↓putih susu
Tidak berubah
|
|
4. NH3
+ reagen berlebih
|
Bening
Keruh
|
Keruh
Keruh
|
Bening
Keruh
|
|
5. K2CrO4 0,1M
+ HCl 0,1
M
+CH3COOH
|
Kuning bening
-
-
|
↓ kuning, larutan kuning
↓ putih, larutan kuning
Larutan kuning
kehijauan
|
Larutan kuning
bening
-
-
|
|
6. NH3
+ HCl 0,5
M
|
Larutan bening
↓ gel putih
|
Larutan keruh
Putih susu
|
Larutan bening
Larutan bening
|
|
7. NaOH 0,5 M
|
Larutan bening, ↓ putih
|
Larutan bening, ↓ putih
|
Larutan bening
|
|
Hasil Uji
|
Ca2+
|
Ba2+
|
Sr2+
|
|
2. Persamaan Reaksi
a. Larutan cuplikan A (Ca2+)
Ca2+ + C2O42- → CaC2O4↓
Ca2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ca2+ + 2OH- → Ca(OH)2
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)2
Ca2+ + CrO42- → CaCrO42-
Ca2+ + NH3 + 2HCl → CaCl2↓ + NH4+
+ H+↑
b. Larutan cuplikan B
Ba2+ + C2O42- → BaC2O4↓
Ba2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ba2+ + 2OH- → Ba(OH)2
Ba2+ + (COO)22- → Ba(COO)2
Ba2+ + CrO42- → BaCrO42-↓
Ba2+ + NH3 + 2HCl → BaCl2↓ + NH4+
+ H+↑
c. Larutan cuplikan C
Sr2+ + C2O42- → SrC2O4↓
Sr2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Sr2+ + 2OH- → Sr(OH)2↓
Sr2+ + (COO)22- → Sr(COO)2
Sr2+ + CrO42- → SrCrO42-↓
Sr2+ + NH3 + 2HCl → SrCl2↓ + NH4+
+ H+↑
F.
Pembahasan
Percobaan
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan reaksi kation golongan IV.
Adapun kation yang termasuk golongan IV yaitu Ba2+, Ca2+,
dan Sr2+. Pereaksi yang digunakan yaitu H2C2O4,
CH3COOH, NaOH 6 M, NH3, K2Cr2O4,
NaOH 0,5 M, HCl 0,1 M, dan kertas lakmus merah.
Pada sampel
A, terbentuk endapan putih ketika ditambahkan reagen H2C2O4
dan NaOH 6 M. Endapan yang terbentuk pada penambahan H2C2O4
sedikit larut ketika ditambahkan larutan CH3COOH. Pada penambahan
larutan NaOH larutan berwarna bening, begitu juga pada penambahan NH3.
Larutan sampel yang ditambahkan reagen NH3 berubah menjadi keruh ketika ditambahkan reagen
berlebih. Pada penambahan K2CrO4 larutan berwarna kuning
bening. Pada penambahan NH3, larutan tetap berwarna bening, namun
ketika direaksikan lagi dengan NH3, terbentuk endapan putih
menyerupai gel. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan A
merupakan kation Ca2+.
Pada sampel
B, terbentuk endapan putih ketika cuplikan direaksikan dengan H2C2O4.
Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan
NaOH, larutan menjadi keruh dan tidak ada endapan, begitu juga ketika cuplikan
ditambahkan NH3. Penambahan reagen K2CrO4 pada
cuplikan membentuk endapan berwarna kuning, namun endapan berubah warna menjadi
putih ketika ditambahkan larutan HCl 0,1 M dan endapan larut ketika ditambahkan
larutan CH3COOH. Ketika cuplikan ditambahkan NH3, larutan
menjadi keruh, namun tidak ada endapan. Ketika ditambahkan NaOH 0,5 M terbentuk
endapan berwarna putih. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa
cuplikan B merupakan kation Ba2+.
Pada sampel
C, terbentuk endapan putih yang kemudian larut ketika cuplikan ditambahkan H2C2O4.
Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan
NaOH terbentuk endapan berwarna putih susu. Cuplikan tidak mengalami perubahan
(berwarna bening) ketika ditambahkan larutan NH3 dan NaOH 0,5 M,
namun pada penambahan NH3 berlebih larutan berubah menjadi keruh.
Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan C merupakan kation Sr2+.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa larutan cuplikan A
merupakan kation Ca2+, cuplikan B merupakan Ba2+, dan
cuplikan C merupakan Sr2+.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar