Rabu, 20 Februari 2013

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.     Hakekat Pengembangan Kurikulum

1.      Pengertian Kurikulum
Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi berasal dari bahasa Latin
currere yang secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Akibat dari berbagai perkembangan, terutama perkembangan masyarakat dan kemajuanteknologi, konsep kurikulum selanjutnya juga menerobos pada dimensi waktu dantempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akandatang. Demikian pula tidak hanya mengambil berbagai bahan ajar setempat(lokal), tetapi juga yang bersifat nasional, yang kemudian berbentuk kurikulumnasional (kurnas) dan yang lebih luas lagi bersifat internasional.Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahanajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.Pengertian lain tentang kurikulum diungkapkan dalam Undang-Undang  no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian kurikulumini lebih berbentuk kerangka kerja/rancangan dalam membantu berkembangnyakemampuan-kemampuan peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam halini, institusi sekolah bertanggung jawab menggunakan kerangka kerja tersebutdalam mengembangkan kurikulum. Di dalam kerangka kerja tersebut memuat informasi tentang: (1) Apa yang harus dipelajari peserta didik (subyek), (2) Apayang harus peserta didik ketahui dan mampu lakukan (kompetensi), (3) Berapa lama mereka dapat belajar (jam belajar, minggu belajar), dan (4) Dengan cara bagaimana peserta didik belajar (tatap muka, tugas terstruktur, tugas individu).
           
2.      Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruhyang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, denganharapan agar peserta didik dapat mengahadapi masa depannya dengan baik.Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam aspek,yaitu:
a.       Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan. Artinya, hendak dibawa ke mana siswa yang kita didik itu
b.      Pandangan tentang anak: apakah anak dianggap sebagai organisme yang aktif atau pasif
c.       Pandangan tentang proses pembelajaran: apakah proses pembelajaran itudianggap sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan atau mengubah perilaku anak
d.      Pandangan tentang lingkungan: apakah lingkungan belajar harus dikelola secaraformal, atau secara bebas yang dapat memungkinkan anak bebas belajar
e.       Konsepsi tentang peranan guru: apakah guru harus berperan sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap memberi bimbingan dan bantuan pada anak didik untuk belajar
f.        Evaluasi belajar: apakah mengukur keberhasilan ditentukan dengan tes atau nontes.

Prinsip Pengembangan Kurikulum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum
1.      Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansike luar (eksternal) dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri (internal).Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasianantara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harusdicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategiatau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaiantujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.

Ada 3 macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:Pertama, relevan dengan lingkungan hidup peserta didik. Kedua, relevandengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akandatang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yangsedang berkembang. Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan.Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi duniakerja.
2.      Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuaidengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkanoleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolahtidak memadai. Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya,kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Pertama, fleksibel bagi guru, yangartinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagaikemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3.      Prinsip Kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satutingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama.
4.      Prinsip Efisiensi
Betapa bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, makakurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanyaharus ideal tetapi juga harus praktis.
5.      Prinsip Efektifitas
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana, tetapikeberhasilannya tetap harus diperhatikan, baik secara kuantitas maupunkualitas.

Landasan Pengembangan Kurikulum
Terdapat tiga andasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofi,landasan psikologi, dan landasan sosiologi. Masing-masing landasan sangat berperandalam langkah pengembangan kurikulum.


1.      Landasan Filosofi
Filsafat pada dasarnya adalah suatu pandangan hidup yang ada padasetiap orang. Dengan kata lain bahwa setiap orang mempunyai filsafatdalam arti pandangan hidup pada dirinya. Berkenaan dengan pendidikan,setiap orang mempunyai pandangan tertentu mengenai pendidikan.Berdasarkan pandangan hidup manusia itulah tujuan kurikulumdirumuskan.Terdapat lima aliran filsafat pendidikan, yaitu filsafat perenialisme,essensialisme, eksistensialisme, progresivisme, dan konstruktivime.Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakanaliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model KurikulumSubjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar  bagi pengembangan Mod el Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksi onal. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai.

Terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu denganlebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.



2.      Landasan Psikologi
Terdapat dua landasan psikologi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi belajar (psychology of learning) dan psikologi perkembangan. Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam men-screen tujuan pembelajaran umum/standar kompetensi/SK (tentative general objective) yang sudah dirumuskan untuk merumuskan precise education (kompetensi dasar/KD), dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan psikologi perkembangan lebih berperan dalam pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus sesuai dengan perkembangan jiwaanak. Pada dasarnya dua landasan psikologi tersebut sangat diperlukandalam pengembangan kurikulum yaitu pada langkah merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi pengalaman belajar.

3.      Landasan Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusiadalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi sosiologimempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang laindalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atausosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Dengan katalain sosiologi berkaitan dengan aspek sosial atau masyarakat.Sosiolologi mempunyai empat perenan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Empat peranan sosiologi tersebut adalah berperan dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, berperandalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, berperan dalam penyediaan proses sosial, dan berperan dalam memahami keunikanindividu, masyarakat dan daerah.Dalam merumuskan tujuan kurikulum harus memahami tiga sumber kurikulum yaitu siswa (student), masyarakat (society), dan konten (content). Sumber siswa lebih menekankan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan siswa pada tingkat pendidikan tertentu yang sesuai dengan perkembangan jiwa atau usianya. Sumber masyarakat lebihmelihat kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, sedangkan sumber konten adalah berhubungan dengan konten kurikulum yang akan dikembangkan pada tingkat pendidikan yang sesuai. Dengan kata lain landasan sosiologi digunakan dalam pengembangan kurikulum dalam merumuskan tujuan pembelajarandengan memperhatikan sumber masyarakat (society source) agar kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dantidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.Pengembangan kurikulum mengalami sebuah siklus (Depdiknas, 2006) sebagai berikut:

1.      Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen kurikulum berupa kurikulum dokumen inti, pedoman dan suplemen yang merupakan paket dokumen kurikulum. Dokumen yang dikembangkan didasari atas beberapaanalisis yaitu meliputi: (1) Analisis kebutuhan masyarakat, (2) Analisis kebutuhan pengembangan ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai, dan (3) Analisis kebutuhan peserta didik. Perencanaan kurikulum dilakukan baik dalam jangka panjang, menengah,maupun jangka pendek.
a.       Perencanaan Kurikulum Jangka Panjang merupakan kurikulum yangdikembangkan secara nasional yang diistilahkan dengan "Standar Muatan Nasional". Standar tersebut berbentuk kerangka kerja yang memberikaninformasi umum mengenai keseluruhan mata pelajaran yang harus dipelajari(muatan), apa yang perlu diketahui pada setiap mata pelajaran (topik atauaspek), maupun apa yang perlu dilakukan pada setiap mata pelajaran(kompetensi). Pengajar akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk mengembangkan kurikulum mata pelajaran mereka (kompetensi pedagogik inti). Ini adalah tugas sulit dan menantang bahkan bagi pengajar yang berpengalaman dan berkualifikasi tinggi. Kurikulum makro ini ditetapkanoleh Pemerintah.
b.      Perencanaan Kurikulum Jangka Menengah merupakan perencanaan pembelajaran jangka menengah atau disebut juga kurikulum mikro memuatkerangka kerja tentang program-program belajar untuk setiap semester dankelas, termasuk menetapkan jumlah mata pelajaran yang akan diajarkan.Perencanaan pembelajaran jangka menengah sering disebut dengan silabus.Peranan pengajar adalah mengembangkan silabus ini.
Fungsi utama dari perencanaan pembelajaran jangka menengah adalah untuk memetakan pembelajaran satu kelas selama satu semester. Silabus memperlihatkan rincian apa yang akan dilakukan peserta didik selama satu periode tertentuyaitu sepanjang semester pada setiap pelajaran. Perencanaan pembelajaran itumemuat garis besar (outline) bahasan dan menunjukkan kesinambungan pembelajaran. Sekolah dan para pengajar bertanggung jawabmengembangkan kurikulum mikro (silabus).
c.               Perencanaan Kurikulum Jangka Pendek merupakan perencanaan disusun oleh individu pengajar yang disebut juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP (lesson plan). Perencanaan ini memuat uraian yang akan dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran sehari-hari. Tanggung jawabsekolah dan para pengajar untuk mengembangkannya.Kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran yang dibuat secara tertulis(written curriculum) menjadi pedoman bagi para pelaksana kurikulum dalam proses pembelajaran peserta didik. Perencanaan pembelajaran tertulis ini akanmembantu mengingatkan pengajar untuk memasukkan semua elemen kegiatan pembelajaran dan membantu pengajar menjadi lebih cermat dan reflektif. Tanpaadanya perencanaan akan sulit menganalisa bagaimana sesuatusemestinyadirencanakan atau diterapkan setelah pembelajaran dilaksanakan. Dengandemikian, perencanaan pembelajaran tertulis berguna juga sebagai sumber untuk  pembelajaran materi yang sama di waktu yang akan datang.Dalam merencanakan kurikulum, langkah-langkah yang ditempuh meliputi:

a.               Merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan kurikulum memperhatikan (1) Tujuan yang ada pada diri peserta didik, (2) Tujuan yang akan dihasilkan, berupa hasil belajar yaitu perilaku tertentu (biasanya dinyatakan dengan kata kerja tertentu), (3) Objek dari tujuan itu (berupa materinya). Tujuan yang dirumuskan di dalamkurikulum adalah tujuan umum yang tidak bisa langsung dilakukan pengamatan atau pengukuran di dalamnya. 

b.      Perumusan Materi
Pengorganisasian materi dalam mata pelajaran memperhatikan danmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Perkembangan psikologisdan fisik anak, (2) Kebermanfaatan atau kegunaan bagi anak, (3) Beban belajar anak, (4) dan disiplin keilmuan.Dalam menyusun materi perlu diperhatikan ruang lingkup (scope) yaitu kedalaman materi materi yang dibatasi pada masalah tertentu dan urutan (sequence) adalah materi diurutkan sesuai jalan logis dan tingkatkesulitannya. Materi pembelajaran yang dirumuskan berupa materi-materi pokok.

c.       Perumusan Kegiatan Pembelajaran
Dalam merumusan kegiatan pembelajaran termasuk di dalamnya adalahmerumuskan strategi dan metoda yang dipilih. Perumusan kegiatan pembelajaran disertai dengan indikatornya agar dapat terukur ketercapaiannya. Untuk suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan beberapa metode, demikian juga sebaliknya.

d.      Penentuan Alat Evaluasi yang Diperlukan
Alat/instrumen evaluasi dipergunakan dalam menilai proses dan output pembelajaran. Penentukan alat evaluasi yang cocok bisa didasarkan kepadatujuan pembelajaran maupun pertimbangan yang lain, tentang jenis alatevaluasi yang banyak dipergunakan untuk tiap domain tujuan.

2.      Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum melibatkan pihak terkait, yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum meliputi: (1) Pengambil keputusan yang terkaitdengan penetapan kurikulum, (2) Ahli kurikulum, (3) Ahli disiplin keilmuan, (4)Ahli psikologi, dan (5) Pengajar.Dalam mengembangkan kurikulum dapat dilakukan dengan terlebihdahulu mengajukan empat pertanyaan mendasar dalam pengembangan kurikulum,yaitu:
a.       Pertanyaan pertama, "What educational purposes should the school seek to attain?" yaitu tujuan pendidikan atau pembelajaran mana yang ingin dicapai olehsekolah? Ini pertanyaan tentang tujuan. 
b.      Pertanyaan kedua, "How can learning experiences be selected which are likely to be use ful in attaining these experiences?" yaitu pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disiapkan untuk mencapai tujuan atau kemampuan apasaja yang harus diberikan kepada peserta didik? Ini pertanyaan tentang materi.
c.       Pertanyaan ketiga, "How can learning experiences be organized for effective instruction?" yaitu bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar tersebut secara efektif? Ini pertanyaan tentang strategi ataumetode.
d.      Pertanyaan keempat, "How can the effectiveness of learning experiences beevaluated?" yaitu bagaimana menentukan bahwa tujuan sudah berhasil dicapai? Ini pertanyaan tentang evaluasi.

B.    Isi dalam Pengembangan Kurikulum
I.       LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum memerlukan :
1.      Landasan Filosofis
2.      Landasan Psikologis
3.      Landasan Sosiologis
4.      Landasan IPTEKS

1.      LANDASAN FILOSOFIS
Filsafat berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, termasuk masalah pendidikan. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah – masalah pendidikan.    Filsafat akan menentukan   ke arah mana perserta didik akan dibawa.  Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan pendidikan.

2.      LANDASAN PSIKOLOGIS
Kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku peserta didik itu harus dikembangkan.  Karakteristik perilaku setiap individu padaberbagai tingkatan perkembangan  merupakan kajian  dari ppsikologi perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum  landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar .  Perkembagan-perkembangan  yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar.

3.      LANDASAN SOSIOLOGIS
Pendidikan  adalah proses buday untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.  Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui 8interaksi insani  menuju manusia yang berbudaya.   Dalam konteks  inilah mahasiswa dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan  sesuai dengan nilai budayanya,  serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.

4.      LANDASAN IPTEKS
Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan  masalah-masalah praktis.  Ilmu dan  teknologi  tidak bisa dipisahkan dan selalu berkembang dengan pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.  Pendidikan merupakan upaya menyiapkan mahasiswa  menghadapi  masa depan  dan perubahan masyarakat, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Seni merupakan hal yang penting yang dapat memperhalus budi pekerti.

II.    KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.

1.      Komponen Tujuan.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi berjenjang, tujuan pendidikan nasional,  tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. Menurut Bloom,  ada tujuan afektif, kognitif dan psikomotor.
2.      Komponen Isi / Materi Pelajaran 
Isi kurikulum berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki mahasiswa.  Isi kurikulum menyangkut aspek pengetahuan atau materi pelajaran, maupun kegiatan mahasiswa.
3.      Komponen Metode / Strategi 
Komponen ini berhubungan dengan implementasi kurikulum dan cara penyampaian  materi. Mengingat kemampuan mahasiswa yang beragam, dosen dituntut dapat menyampaikan materi dengan metode yang berfariasi.
4.      Komponen Evaluasi
Melalui evaluasi dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum,      apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan atau tidak.  Dengan evaluasi dapat ditentukan pula apakah tujuan yang direncanakan  sudah tercapai atau belum.

C.    Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
A.     PENGERTIAN
Seringkali kita bicara bahwa pendekatannya kuran tepat untuk masalah ini sehingga hasilnya pun kurang mencapai sasaran dan memuaskan, dan sebagainya. Pendekatan, lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengerjakan bahan, menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dam metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.

B.     PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum seyoglanya dilaksanakan secara sistemik berdasarkan prinsip terpadu yaitu memberikan petunjuk bahwa keseluruhan komponen harus harus tepat sekali dan menyambung secara integratif, tidak terlepas-lepas, tetapi menyeluruh. Penyusunan satu komponen harus dinilai konsistensinya dan berkaitan dengan komponen-komponen lainnya sehingga kurikulum benar-benar terpadu secara bulat dan utuh.
Ada berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum, diantaranya adalah:
1.      Pendekatan berorientasi pada bahan pelajaran.
Pendekatan ini di Indonesia dalam kurikulum sebelum kurikulum 1975. bagaimana dengan kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi bahan adalah bahwa bahan pengajaran lebih flesibel dan bebas dalam menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Kelemahannya adalah karena tujuan pengajaran kurang jelas, maka sukar ditentukan pedoman dalam menentukan metode yang sesuai untuk pengajaran. Demikian pula untuk kebutuhan penilaian. Jadi pertanyaan pertama yang muncul dalam kaitannya dengan pendekatan yang berorientasi pada bahan adalah bahan apa yang akan diberikan / diajarkan kepada peserta didik?

2.      Pendekatan berorientasi pada tujuan
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan atau penetapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah penberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi pada tujuan?
Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan adalah:
a.       Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusunan kurikulum
b.      Tujuan yang jelas pula didalam meneptapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
c.       Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian terhadap hasil yang di capai.
d.      Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusun kurikulum dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang di perlukan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan yaitu kesulitan dalam merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru). Pertanyaan yang pertama kali muncul pada pendekatan yang berorientasi pada tujuan adalah ”tujuan apa yang ingin dicapai, atau pengetahuan, keterampilan, dan sikap apakah yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikam kurikulum?”
3.      Pendekatan dengan Organisasi Bahan
a.       Pendekatan Pola Subjec Matter Curriculum
Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran-mata pelajaran secara terpisah-pisah, misalnya: Sejarah, Ilmu Bumi, Biologi, Berhitung. Mata pelajaran ini tidak berhubungan satu sama lain.

b.      Pendekatan dengan Pola Correlated Curriculum
Pendekatan dengan pola ini adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bisa secara dekat berhubungan.
Pendekatan ini dapat ditinjau dariberbagai aspek, yaitu:
1.      Pendekatan Struktural
Sebagai contoh adalah IPS. Bidang ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan Ekonomi. Maka didalam suatu pokok (topik) dari Ilmu Bumi, kemudian dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu bidang studi.
2.      Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu bidang studi yang dipandang ada hubungannya.
3.      Pendekatan Tempat / Daerah
Atas dasar pembicaraan suatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya. Misalnya tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan mengenai; segi wisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.
c.       Pendekatan Pola Integrated Curriculum
Pendekatan ini didasarkan pada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak sekedar merupakan kumpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Negara kita, yang mengarah pada pembentukan pribadi manusia seutuhnya, maka di dalam pemberian bahan pendekatan ini menekankan pada keutuhan kebutuhan, yang dalam hal ini tidak hanya melalui mata pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batasan tertentu dari masing-masing bahan pelajaran.
Menurut Blaney, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang sangat kompleks karena mencakup pembicaraan penyusunan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap komponen kurikulum. Usaha melaksanakan tiga hal tersebut berarti harus melaksanakan keseluruhan proses pengintegrasian komponen kurikulum, diantaranya adalah komponen tujuan. Dalam kaitannya dengan komponen tujuan ini, perlu di mengerti pula tentang kedudukan otoritas yang mengambil keputusan kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar