A.
SUMBER
DAN JENIS KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua
Golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya
semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana,
karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu
molekul.
1. Karbohidrat sederhana
a. Monosakarida
Sebagian
besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau
cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
1) Glukosa, monosakarida yang terpenting,
kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai dalam darah), gula
anggur (karena dijumpai dalam buah anggur). Binatang menyusui (mamalia)
dapat mengubah sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati menjadi glukosa, yang
kemudian dapat digunakan sebagai energi oleh organisme itu, atau disimpan
sebagai glikogen. Bila organisme itu memerlukan energi, glikogen diubah
lagi menjadi glukosa.
2) Fruktosa, dinamakan
juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus
kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6,
namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Terdapat dalam buah-buahan dan madu, maupun dalam sukrosa. Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti. Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.
namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Terdapat dalam buah-buahan dan madu, maupun dalam sukrosa. Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti. Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.
b. Disakarida
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun
dari dua satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida
dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH satuan lain. Ada empat
jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa larut dalam air
dan dapat dihidrolisis dengan membentuk glukosa dan fruktosa. Sukrosa atau
sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir
yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut
melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Sukrosa juga terdapat di dalam buah,
sayuran, dan madu.
Maltosa merupakan
penggabungan disakarida antara glukosa dengan glukosa. Maltosa (gula malt)
tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti
yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di
dalam usus manusia pada pencernaan pati.
Laktosa merupakan
penggabungan disakarida dari fruktosa dan glukosa. Laktosa (gula susu)
hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit
galaktosa. Kekurangan laktosa ini menyebabkan ketidaktahanan
terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap
tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnisme yang
tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Laktosa
adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih
sukar larut daripada disakarida lain. Trehalosa seperti
juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila jamur.
Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga
terdapat dalam serangga.
c. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer
dua hingga sepuluh monosakarida.
1)
Rafinosa,
stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang
terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis
oligosakarida ini terdapat dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta
tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.
Fruktan adalah
sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang
terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam serealia, bawang
merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan secara berarti.
Sebagian besar di dalam usus besar difermentasi.
2)
Karbohidrat kompleks
Bahan makanan utama cenderung mengandung karbohidrat
kompleks.
a) Polisakarida
Jenis
polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen. Pati merupakan simpanan karbohidrat
dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di
seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan
umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda
satu sama lain, bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini
berbeda satu sama lain dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut,
daya mengentalkan, dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang
tidak bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya bercabang-cabang
dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang.
Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk
melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat
dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan
glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air.
Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai
pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare.
Glikogen dinamakan
juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh
manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga
bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen
dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut,
sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk
keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya
dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan
lemak.
b) Polisakarida
nonpati/serat
Serat akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena
peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Ada dua golongan serat yaitu yang
tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam
air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air
adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia,
umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah
bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar
sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti
wortel dan bit serta kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging,
ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber
karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah
beras, jagung, ubi, singkong, talas, , Jagung, Pisang, Mangga, Labu kuning dan
sagu.
B. HUBUNGAN TEKSTUR BAHAN MAKANAN
TERHADAP SUMBER PANGAN
1. Nasi
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar
beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Pati beras tersusun
dari dua polimer karbohidrat:
a.
amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
b.
amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung
bersifat lengket.
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat
menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).
Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat,
sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat
butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras. Dalam 100 gram
beras putih mentah terkandung sekitar 80 gram karbohidrat, namun dalam 100 gram
nasi putih hanya terkandung sekitar 28 gram karbohidrat karena beratnya
bertambah besar dengan air sewaktu proses memasak. Untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan energi, fungsi dan pemeliharaan organ tubuh, dianjurkan mengkonsumsi
2 gram karbohidrat per kg berat badan.
2. Kentang
Dalam hal gizi, kentang terkenal karena kandungan
karbohidratnya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari
karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah
tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga
mencapai usus besar dasarnya utuh. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai
sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang
diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
3. Talas
Kandungan karbohidrat pada talas cukup tinggi meskipun tidak
sebesar singkong, beras, maupun gandum. Komponen terbesar dari karbohidrat
talas adalah pati yang mencapai 77,9 persen. Pati umbi talas terdiri atas 17-28
persen amilosa, sisanya 72-83 persen adalah amilopektin. Tingginya kadar
amilopektin menyebabkan talas bersifat pulen dan lengket seperti beras ketan.
Keunggulan lain dari pati talas adalah mudah dicerna, sehingga cocok digunakan
sebagai makanan bayi .
4. Jagung
Jagung mengandung karbohidrat yang menjadi sumber utama
tenaga manusia. Jagung juga mengandung protein. Protein yang terkandung dalm
jagung terdiri dari lima jenis, albumin, globulin, prolemin, glutelin,
dan nitrogen non protein. Kadar glukosa dalam jagung tidak terlalu tinggi.
Berkisar antara satu hingga tiga persen. Kadar gula dalam jagung diantaranya
glukosa, sukrosa, dan fruktosa.
Kandungan gizi jagung yang paling utama adalah pati dengan
kandungan amilosa dan amilopektin. Disebut paling utama karena kadar pati dalam
jagung paling tinggi di antara kandungan gizi lain, yaitu 72-73 persen. Pada
jagung jenis pulut, pati yang terkandung lebih banyak, antara 93-100 persen. Jagung
mengandung asam lemak, meliputi asam lemak jenuh yang terdiri atas palmitat dan
stearat dan asam lemak tak jenuh yang terdiri atas oleat atau omega 6, dan
linoleat atau omega 3. Linoleat dan linolenat merupakan dua asam lemak
esensial.
Kandungan gizi jagung lainya adalah vitamin A dan E. Kedua
jenis vitamin ini sangat baik bagi tubuh. Vitamin E berperan sebagai
antioksidan dalam tubuh, meningkatkan kekebalan tubuh atau sistem imunitas,
serta menghambat kerusakan pada degeneratif sel.
C. PROSES KIMIA DAN FISIKA KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN
a. Proses kimia dan fisika
1. Proses fisika
Proses fisika yang dimaksud disini adalah mengenai
keadaan fisik dari karbohidrat yaitu meliputi sifat-sifat fisik dari
karbohidrat. Adapun sifat-sifat fisik dari karbohidrat yaitu:
a. Molekul karbohidrat terdiri atas
atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen.
b. Jika kristal glukosa murni
dilarutkan dalam air, maka larutannya akan memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan. Namun bila larutan itu dibiarkan beberapa waktu dan diamati putarannya,
terlihat bahwa sudut putaran berubah menjadi semakin kecil, hingga
lama-kelamaan menjadi tetap. Peristiwa ini disebut mutarotasi, yang berarti
perubahan rotasi atau perputaran.
c. Kalau secara rasanya karbohidrat
mempunyai ciri manis. tawar, pahit, asam, dan padat.
2. Proses kimia
Proses kimia yang dimaksud disini adalah proses pencernaan
karbohidrart (polisakarida) menjadi molekul karbohidrat yang lebih sederhana
yaitu glukosa, serta proses metabolisme dari karbohidrat tersebut.
a. Proses
Pencernaan Karbohidrat
1) Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Makanan yang masuk
kedalam mulut setelah dikunyah bercampurn dengan ludah yang mengandung enzim
amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati
atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila
berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida (maltosa) dan
glukosa.
2) Usus Halus (usus 12 jari)
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida
yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan
laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili
dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Maltosa
Maltase
2 mol glukosa
Sakarosa
Sukrase
1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktosa
Laktase
1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
3) Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati
nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan
masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat
potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus besar. Substrat
potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain
yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta
rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar
adalah karbondioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang
mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat.
b. Sekilas Metabolisme Karbohidrat
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah
menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral
dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa
yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke seluruh sel
tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis yaitu
peristiwa pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis
yaitu jalur biasa untuk aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan
hasil ATP terbatas, dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur embden
meyer-hoff untuk menyediakan ATP cepat pada aktivitas/kegiatan kerja keras,
misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam laktat yang bila terus
bertambah dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat . Asidosis ini
dapat berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih)
beraktivitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan
dalam siklus krebs yang terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya
hasil siklus Kreb akan digunakan dalam system couple (fosforilasi oksidatif)
dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan Oksigen sebagai
penangkap ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system sitokrom
di-blokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi-oksidasi dalam
system couple, terutama oleh Oksigen, tidak dapat berjalan.
Bagus artikelnya, sangat mmbantu saya
BalasHapus